Druju, Sidorejo Kidul, Tingkir, Salatiga

KHUTBAH JUMAT; Merawat Perdamaian di Tengah Perbedaan

Oleh: Khoirul Anwar
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Insaniyyah Salatiga

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالْإِصْلَاحِ، وَحَثَّنَا عَلَى الصَّلَاحِ، وَبَيَّنَ لَنَا سُبُلَ الْفَلَاحِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

أَمَّا بَعْدُ: فَأُوْصِيْكُمْ عِبَادَ اللهِ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلّ، قَالَ تَعَالَى: فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Hadirin jamaah sholat Jumat yang dimuliakan Allah

Marilah kita senantiasa meningkatkan taqwa kepada Allah Swt dengan cara menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Dalam QS. Al-Anfâl 1 Allah berfirman:

فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَصْلِحُوا ذاتَ بَيْنِكُمْ وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Bertaqwalah kepada Allah dan damaikanlah konflik yang yang terjadi di antara kalian, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kalian orang-orang yang beriman.”

Hadirin Sekalian

Dalam kesempatan ini saya akan menyampaikan tema “Merawat Perdamaian di Tengah Perbedaan”.

Allah Swt menciptakan manusia berbeda-beda, baik dalam bentuk, watak, pemikiran, keahlian, kepentingan, keyakinan, maupun yang lainnya. Perbedaan yang menjadi sunnatullah ini bagian dari anugerah yang Allah berikan supaya manusia dapat saling mengenal, sehingga dapat saling membantu dan saling melengkapi, atau bergotong royong.

Dalam QS. Al-Hujurât 13 dinyatakan:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْناكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثى وَجَعَلْناكُمْ شُعُوباً وَقَبائِلَ لِتَعارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Dalam QS. Hûd 118 Allah menegaskan bahwa perbedaan di antara manusia selamanya akan terus berlangsung.

وَلَوْ شاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً واحِدَةً وَلا يَزالُونَ مُخْتَلِفِينَ

 “Jika Tuhanmu menghendaki (menjadikan umat manusia bersatu), niscaya Dia menjadikannya umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih.”

Menurut mufassir besar dalam Islam, Ibnu Katsîr, ayat di atas maksudnya ialah perbedaan akan terus terjadi di antara manusia; dalam masalah agama, keyakinan, tradisi, pendapat, maupun pandangannya. (Ibnu Katsir, vol IV, hal. 310, cet. I, 1419).

Jamaah sholat Jumat yang berbahagia

Dalam praktiknya, perbedaan yang ada ini kerap memicu konflik di antara manusia. Hanya karena berbeda paham, berbeda kepentingan, berbeda agama, partai, berbeda pendapat maupun pendapatan, seseorang atau kelompok tertentu bermusuhan dengan yang lainnya.

Dalam keadaan konflik, perbedaan yang seharusnya dipahami sebagai anugerah yang membawa manfaat, justru dipertentangkan hingga mengobarkan api permusuhan. Karena itu Islam mengajarkan kepada umatnya untuk menjadi “juru damai” di antara orang-orang yang sedang bermusuhan.

Mendamaikan orang-orang yang bermusuhan, dalam bahasa al-Quran disebut dengan ishlâhu dzâti al-bain. Dalam QS. An-Nisâ 114 disebutkan:

لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh memberi sedekah, atau berbuat kebaikan, au ishlâhi baina an-nâs (atau mengadakan perdamaian di antara manusia). Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridlaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.

Dalam hadis diriwayatkan bahwa nabi Muhammad Saw pernah bersabda kepada para sahabatnya:

أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصِّيَامِ وَالصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ؟

“Apakah saya belum memberikan kabar kepada kalian tentang perbuatan yang derajatnya lebih utama daripada puasa, sholat dan sedekah?”

Para sahabat menjawab: بَلَى (Ya, belum).

Nabi bersabda:

صَلَاحُ ذَاتِ الْبَيْنِ

(Perbuatan yang derajatnya lebih utama daripada puasa, sholat dan sedekah), yaitu mendamaikan orang yang sedang berselisih atau orang yang sedang bermusuhan.”

Dalam hadis lain diriwayatkan, nabi Muhammad Saw bersabda:

أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ إِصْلَاحُ ذَاتِ الْبَيْنِ

Paling utama-utamanya sedekah adalah mendamaikan orang yang bermusuhan.”

Diinformasikan, suatu ketika penduduk Qubâ` bertikai, di antara mereka saling melempar batu. Ketika nabi Muhammad mendengar kabar itu, kepada sahabat-sahabatnya, beliau bersabda:

اِذْهَبُوا بِنَا نُصْلِح بَيْنَهُم

Pergilah bersama kami, mari kita damaikan di antara mereka (penduduk Qubâ`).”

Hadirin jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah

Mendamaikan konflik atau merukunkan kembali orang-orang yang bermusuhan, menurut Al-Qâdlî Abû Bakar Ibnu al-‘Arabi dalam karyanya, Ahkâm al-Qur`ân, hukumnya fardlu kifâyah atau menjadi kewajiban komunal, yakni kewajiban yang jika sudah dijalankan oleh salah seorang maka kewajiban lainnya menjadi gugur. Dan jika tidak ada yang melaksanakan, maka semuanya menanggung dosa. (Al-Qâdlî Abû Bakar Ibnu al-‘Arabi, vol. I, hal. 105, cet. III, 2003).   

Perintah mendamaikan juga berlaku bagi orang yang terlibat di dalam konflik itu, yakni mengalah untuk berdamai meski sangat berat dilakukan. Nabi Muhammad Saw bersabda:

لاَ يَحِلُّ لِرَجُلٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثِ لَيَالٍ، يَلْتَقِيَانِ: فَيُعْرِضُ هَذَا وَيُعْرِضُ هَذَا، وَخَيْرُهُمَا الَّذِي يَبْدَأُ بِالسَّلاَمِ

Tidak boleh bagi seseorang memutus hubungan dengan saudaranya lebih dari tiga hari. Apabila keduanya bertemu, maka saling berpaling dari yang lainnya. Sebaik-baik keduanya adalah yang mengawali salâm atau mengajak berdamai.”

Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullah,

Tanpa ada perdamaian dan kerukunan di tengah perbedaan, niscaya kehidupan ini akan kacau dan selalu dirundung pertikaian. Karena itu jalan perdamaian harus terus diupayakan, baik ada konflik maupun tidak. Karena pentingnya mewujudkan perdamaian, segala cara boleh dilakukan demi mewujudkannya. Nabi bersabda:

لَيْسَ الْكَذَّابُ الَّذِي يُصْلِحُ بَيْنَ النَّاسِ

Bukan seorang pembohong orang yang sedang berusaha mendamaikan masyarakat.

Artinya, jika upaya mendamaikan dua kubu yang bermusuhan hanya bisa ditempuh dengan cara berbohong, maka berbohong dalam hal ini diperbolehkan.

Akhirul kalâm, seorang muslim harus menjadi juru damai yang memadamkan api permusuhan, bukan menjadi provokator yang mengobarkan api pertikaian.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ

=== Khutbah Kedua ===

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

أمَّا بعدُ: فَياَ أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ، وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى. وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ، وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ

، وَقَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ، وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ، وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً، وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Leave a comment