Salatiga- Sebanyak 40 mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi dan Entrepreneurship Pringgading (STEP) Kota Semarang melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Al-Insaniyyah Salatiga dalam rangka belajar bersama dan bertukar pikiran dengan para santri dalam bidang entrepreneurship, Minggu (22/10/2023).
Ketua STEP, Pdt. Dr. Aris Margianto menjelaskan, bahwa kunjungan para mahasiswanya itu bagian dari perkenalan dan persahabatan antarumat beragama untuk saling belajar dan bekerja sama dalam bidang entrepreneur.
“Kebetulan kampus kami ini punya gagasan yang sama dengan pesantren Al-Insaniyyah ini, yaitu ingin menjadikan para mahasiswa tidak hanya cakap dalam ilmu agama, tapi juga bisa menjadi entrepreneur,” paparnya.
Kunjungan persahabatan yang bertepatan dengan Hari Santri Nasional 2023 itu diawali dengan pertandingan futsal bersama antara mahasiswa STEP dengan santri-santri Pondok Pesantren Al-Insaniyyah.
“Meski dalam futsal tadi kami menang, tapi pertandingan ini sesungguhnya tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah, karena ini pertandingan persahabatan, olah raga persaudaraan,” kata salah satu mahasiswa STEP, Willy Etantri.
Ketua Pondok Pesantren Al-Insaniyyah, Rizqi Ali Sa’bani mengatakan kalau para santri Al-Insaniyyah sangat senang dengan permainan futsalnya. “Ini PR buat kita semua santri Al-Insaniyyah supaya kita harus rajin olah raga, agar sehat terus, dan nanti kita tanding futsal lagi bisa menang,” kelakarnya.

Agama Kemanusiaan
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Insaniyyah, Dr. Khoirul Anwar, M.Ag menuturkan, perjumpaan dua kelompok anak-anak muda yang berbeda agama, yakni mahasiswa-mahasiswa yang beragama Kristen dengan para santri yang beragama Islam bagian dari upaya mewujudkan toleransi yang tidak hanya dipahami sebagai kerukunan antarumat beragama, tapi juga bekerja sama dalam rangka mengatasi sejumlah problematika kemanusiaan.
“Perjumpaan-perjumpaan seperti ini (antarumat beragama, red) jangan hanya dipahami sebagai kerukunan semata, tapi kita harus berpikir perlunya kerja sama melakukan kegiatan-kegiatan kemanusiaan. Saya yakin, agama apapun itu pasti setuju jika dikatakan bahwa agama sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Karena itu semua agama perlu memikirkan dan memberikan solusi atas sejumlah problematika kemanusiaan yang ada di sekitar kita,” katanya.
Sependapat dengan pengasuh Pondok Pesantren Al-Insaniyyah, Ketua Sekolah Tinggi Teologi dan Entrepreneurship Pringgading (STEP) Kota Semarang, Pdt. Dr. Aris Margianto menjelaskan bahwa salah satu alasan yang mendorong berdirinya sekolah tinggi teologi dan entrepreneurship itu karena alasan untuk memenuhi kebutuhan zaman dan mengatasi problem kemanusiaan.
“Kita ingin supaya orang-orang yang belajar agama tidak hanya kita bekali dengan ilmu-ilmu agama saja, tapi juga supaya mereka bisa berwirausaha dan terasah skillnya,” jelasnya. [Aldi]